7 Tanaman Obat Khas Daerah di Indonesia yang Terancam Punah
Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas dengan kekayaan tanaman obat tradisional. Dari Sabang sampai Merauke, berbagai suku dan budaya memanfaatkan tanaman untuk pengobatan alami. Sayangnya, modernisasi, deforestasi, dan kurangnya pelestarian membuat beberapa tanaman obat asli daerah terancam punah.
Berikut ini adalah 7 tanaman obat tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang mulai langka dan butuh perhatian lebih untuk dilestarikan.
1. Akar Bajakah (Spatholobus littoralis) – Kalimantan
Akar bajakah adalah tanaman hutan Kalimantan yang digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai obat kanker dan pemulihan pasca sakit berat.
Khasiat:
- Antikanker alami
- Antioksidan tinggi
- Menambah energi dan daya tahan tubuh
Status: Terancam karena eksploitasi besar-besaran tanpa budidaya yang memadai.
2. Sarang Semut (Myrmecodia pendans) – Papua
Tumbuhan unik yang tumbuh di pepohonan tinggi dan memiliki rongga-rongga tempat semut bersarang.
Khasiat:
- Membantu pengobatan kanker
- Meningkatkan imunitas
- Menstabilkan gula darah
Status: Terancam karena habitat alaminya semakin terbatas akibat pembukaan lahan.
3. Purwoceng (Pimpinella pruatjan) – Dieng, Jawa Tengah
Purwoceng dikenal sebagai “viagra lokal” karena meningkatkan vitalitas pria. Tanaman ini hanya bisa tumbuh di dataran tinggi seperti Dieng.
Khasiat:
- Menambah stamina
- Afrodisiak alami
- Menghangatkan tubuh
Status: Mulai langka karena permintaan tinggi dan minim budidaya.
4. Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) – Sumatera Utara
Sering disebut “merica Batak”, andaliman adalah bumbu khas yang juga memiliki nilai pengobatan.
Khasiat:
- Antibakteri
- Menambah nafsu makan
- Anti radang
Status: Terancam karena hanya tumbuh liar di pegunungan Tapanuli dan belum banyak dibudidayakan.
5. Gandarusa (Justicia gendarussa) – Sulawesi
Tanaman herbal yang digunakan oleh suku Bugis dan masyarakat adat di Sulawesi untuk mengatasi rematik dan nyeri sendi.
Khasiat:
- Anti inflamasi
- Mengurangi nyeri otot
- Obat tradisional reumatik
Status: Tergeser oleh obat modern dan minim pelestarian.
6. Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) – Kalimantan & Sumatra
Tanaman ini dikenal luas sebagai penambah stamina dan daya tahan pria. Namun di Indonesia, populasi liarnya makin menipis.
Khasiat:
- Meningkatkan hormon testosteron
- Memperkuat sistem kekebalan
- Obat kelelahan kronis
Status: Langka di habitat aslinya karena diekspor dalam jumlah besar.
7. Jintan Hitam Lokal (Nigella sativa) – Nusa Tenggara Timur (NTT)
Meski jintan hitam umum dikenal, varietas lokal dari NTT punya kualitas tinggi. Sayangnya, belum banyak dikembangkan.
Khasiat:
- Menyehatkan sistem pernapasan
- Menurunkan tekanan darah
- Obat alami berbagai penyakit
Status: Kurang populer dan minim budidaya.
Mengapa Harus Dilestarikan?
Pelestarian tanaman obat daerah sangat penting karena:
- Menjaga kearifan lokal dan budaya leluhur.
- Menyediakan alternatif pengobatan yang murah dan alami.
- Mendukung kemandirian kesehatan masyarakat.
- Potensial untuk dijadikan komoditas ekspor herbal bernilai tinggi.
Langkah Sederhana Melestarikan Tanaman Obat Langka
- Menanam kembali tanaman langka di rumah atau kebun.
- Mendorong UMKM atau petani lokal untuk budidaya herbal tradisional.
- Edukasi generasi muda tentang pentingnya tanaman obat lokal.
- Mendukung riset & pengembangan fitofarmaka berbasis tanaman asli Indonesia.
Kesimpulan
Tanaman obat khas daerah Indonesia adalah warisan alam dan budaya yang tak ternilai. Sayangnya, banyak dari mereka kini berada di ambang kepunahan. Kita semua memiliki peran dalam menjaga kelestarian tanaman obat langka ini dari mengenalnya, menggunakannya secara bijak, hingga menanam dan melestarikannya kembali.